Wartajurnalis – Pontianak – Maman Abdurrahman selaku anggota Komisi VII DPR- RI Dan M. Fanshurullah Asa selaku kepala BPH Migas (kamis, 30/07/2020) melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kalbar dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan sektor Migas. Salah satu tujuannya adalah pertemuan dengan H. Sutarmidji, SH, M. Hum selaku Gubernur Kalimantan Barat.
Dua isu utama yang di bahas dalam pertemuan tersebut yaitu Pengawasan jenis BBM tertentu yaitu jenis solar subsidi dan jenis BBM khusus penugasan yaitu premium penugasan,kedua sinergitas dan dukungan dalam pembangunan Pipa Gas Bumi Trans Kalimantan.
Adapun Pada poin pertama berdasarkan data dari BPH Migas kuota dan realisasi JBT dan JBKP tahun 2020 untuk provinsi Kalbar adalah: JBT kuota 328.227 KL, realisasi sampai 20 Juli 2020 158.526 KL atau 48,30%, untuk JBKP kuota 273.854 KL, realisasi 150.242 KL atau 54,86%.
Lebih lanjut Maman Abdurrahman selaku anggota DPR-RI dari anggota komisi VII menyampaikan pada saat konferensi pers dihadapan beberapa awak media, beliau meminta agar kuota BBM subsidi yang telah ditetapkan oleh BPH Migas tepat sasaran dan dapat mencukupi hingga akhir tahun 2020 dan tidak terjadi over kuota seperti tahun 2019 yang disampaikan oleh Kepala BPH Migas dari kuota 311.094. KL realisasi 328.667,34 KL atau 105,13%.
Maman juga berharap serta meminta kepada Pemda benar-benar ikut aktif mengawasi penyaluran BBM subsidi tersebut.
Masih menurut Maman beliau menyampaikan sesuai yang disampaikan BPH Migas perkembangan digitalisasi SPBU yang dilaksanakan oleh PT. Pertamina (Persero) telah mencapai 51% atau sejumlah 2.807 SPBU dari target 5.518 SPBU di seluruh Indonesia. Di Kalbar sendiri dari target implementasi 126 IT Nozzle yang tersambung dashboard PT. Pertamina Persero baru 24 SPBU atau 19%.
Sistem digitalisasi SPBU yang dikembangkan saat ini baru terbatas hanya untuk pencatatan volume transaksi, nilai penjualan transaksi. Dan pencatatan nomor polisi kendaraan yang dilakukan secara manual menggunakan EDC (electronic data capture).
Tentunya Saya berharap program ini dapat terlaksana sampai mencapai target 100 persen, sesuai janji Pertamina dan Telkom dimana selesai digitalisasi SPBU selesai seluruhnya Agustus 2020 dan kedepan lebih ditingkatkan dalam kualitas digitalisasinya. Seperti adanya monitoring dengan perangkat video analytic (CCTV). Tegas Maman./HER