KOTA DEPOK — Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Depok nomor urut satu Pradi Supriatna-Afifah Alia, dinilai sangat layak menjadi pemimpin di Kota yang sangat majemuk ini. Karena, Pradi-Afifah lebih menonjolkan nasionalis-agamis. Sehingga, kami Masyarakat Indonesia Timur meyakini Pradi-Afifah bisa merangkul semua golongan.
“Artinya, jangan lagi ada hegemoni, dominasi kelompok tertentu saja. Depok itu milik semua. Kami berharap Pradi-Afifah bisa menang di Pilkada pada 9 Desember 2020, dan serta mempersatu seluruh masyarakat khususnya di Kota Depok ini,” ujar Ketua Relawan warga keturunan Indonesia Timur Barnabas Ambok, Sabtu (28/11/2020).
Menurutnya, bahwa selama 15 tahun Depok seperti menjadi kota yang hegemoni dengan didominasi kelompok tertentu. Hal ini dirasakan warga Depok dari Indonesia Timur. Padahal masyarakat Depok adalah masyarakat yang majemuk.
“Selama lima belas tahun kami masyarakat Indonesia Timur seperti terpinggirkan di Depok. Kami seperti terasingkan dan tidak diajak turut serta aktif membangun Depok. Padahal kami juga memiliki potensi yang bisa dikembangkan,” tutur Barnabas.
Dia menjelaskan, bahwa di Depok ini orang keturunan Indonesia Timur, seperti NTT, Ambon, Manado, dan Papua sudah ada di Depok sejak lama, bahkan zaman Belanda pun sudah ada. Jadi kalau dihitung jumlah cukup banyak juga. Ada ribuan kalau dihitung keseluruhan se kota Depok.
“Artinya, bahwa Pradi-Afifah lah yang lebih menonjolkan nasionalis-agamis. Sehingga dirinya yakin kedua sosok tersebut bisa merangkul semua golongan. Kemudian, jangan lagi ada hegemoni, dominasi kelompok tertentu saja. Depok itu milik semua. Kami berharap Pradi-Afifah bisa menang dan menjadi pemersatu di Kota Depok,” jelas Barnabas
Barnabas menambahkan, bahwa program yang telah dicanangkan itu, salah satunya
berobat gratis dengan KTP menjadi program yang sangat diharapkan masyarakat, dan selanjutnya bisa terealisasi.
“Jadi, kami menilai program berobat gratis dengan KTP yang paling ditunggu. Memberi dampak positif bagi kami warga yang terpinggirkan. Maka kami ingin perubahan. Untuk itu, kami disini mewakili ribuan Masyarakat Indonesia Timur, tanggal 9 Desember mencoblos no urut 1, Pradi-Afifah,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Ketua Umum Generasi Muda Patriot Bela Bangsa Ali Akbar mengungkapkan, bahwa kami sebagai organisasi kemasyarakatan berbasis kepemudaan, Generasi Muda Patriot Bela Bangsa (GM-Patriot) merasakan kurangnya peran aktif para Milenial pada setiap gelaran Pilkada. Generasi muda yang sejatinya penerus pilar Demokrasi, pada gilirannya nanti akan menjadi pewaris negara dan bangsa ini akan berlayar ke arah mana.
“Generasi milenial harus mengambil peran dan posisi strategis. Sudah bukan waktunya lagi banyak bicara politik, ekonomi, sosial atau apa saja tentang situasi bangsa, namun Golput saat ada moment Pilkada. Demokrasi mengajarkan kita untuk aktif dalam pikiran dan tindakan. NKRI hingga hari ini berdiri karena Demokrasi yang terjaga kesinambungannya,” ujar Ali Akbar.
Ali Akbar juga mengajak seluruh Masyarakat Indonesia Timur yang ber-KTP Depok untuk komitmen memilih Pradi-Afifah. Bahkan juga seluruh generasi muda milenial untuk tidak golput. Maka, sebagai generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam Pilkada serentak tanggal 9 Desember 2020. Sebab, ini salah satu proses ber-Demokrasi yang tidak bisa ditawar lagi. Saluran penyerapan aspirasi warga secara langsung itu menentukan siapa pemimpin yang dipercaya mengelola daerah dimana kita tinggal.
“Artinya, ada hal besar yang lebih penting direnungkan daripada sekedar berpolitik praktis, yaitu pembangunan yang adil tanpa diskriminasi kelompok. Jadi, kita harus dukung Pradi-Afifah yang bisa merangkul semua golongan, semua potensi yang ada di Depok,” imbuhnya.
SAID