Alasan Prostitusi Anak Bawah Umur Marak di Mempawah Dikarenakan Faktor Gaya Hidup

POST KOTA : Mempawah – Faktor kemiskinan bukan menjadi pemicu anak bawah umur terjebak dunia prostitusi. Gaya hidup tinggi yang menggoda anak remaja akhirnya menempuh jalan pintas untuk membiayai keinginannya sendiri. 

Maraknya prostitusi yang melibatkan anak dibawah umur ini bukan hanya di kota-kota besar, melainkan sudah merambah di kota kecil seperti Mempawah.

Rasa haus akan hal yang baru menjadikan remaja memiliki gaya hidup konsumtif, sehingga tanpa sadar terjerumus dalam praktek prostitusi.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID), Drs Kusmayadi membenarkan praktek prostitusi di kalangan remaja semakin marak.
“Selama tahun 2024, kami berhasil mengungkap 17 kasus prostitusi dibawah umur. Dari data ini terungkap alasan bukan karena kebutuhan ekonomi yang serba sulit tapi lebih karena gaya hedonisme yang ditampilkan, ” ujarnya ketika dihubungi, Selasa (28/5/2024)

Tuntutan bergaya hedonisme yang bisa dipamerkan ke teman-temannya, seperti pakaian dan aksesoris yang branded atau handphone yang canggih dan lain sebagainya itulah alasan mereka. “Kondisi inilah membuat prihatin dan diharapkan peran orang tua yang lebih peduli atas perilaku anak-anaknya. Jika tidak maka bakal sulit dicegah. Sehingga kerjasama itu diperlukan,” pinta Kusmayadi.

Pendapatnya lagi dalam menjalankan aksinya mayoritas memanfaatkan teknologi walaupun ada yang memakai jasa mucikari. “Dalam menjalankan aksinya mereka menggunakan aplikasi atau juga jasa mucikari. Bahkan mucikarinya terkadang dari kalangan mereka sendiri, artinya seusia mereka juga yang masih dibawah umur,” beber dia.

T1M PKP.