LAUNCHING UNIT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN BOKAR (UPPB) “ABOH KITA BERSATU” DAN PETUNJUK PELAKSANAAN PENGOLAHAN,PEMASARAN DAN PENGAWASAN BAHAN OLAH KARET BERSIH DI KABUPATEN SINTANG
Bupati Sintang dr. H Jarot Winarno melauncing Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (Bahan Olahan Karet) yang di laksanakan di halaman Desa Suka Jaya Kecamatan Tempunak pada hari Jum’at pagi (4/9/2020)
Turut hadir pada acara ini Asisten 2 Bidang Perekonomian dan pembangunan sekretariat Daerah Kabupaten Sintang, Yustinus J,kepala dinas pertanian perkebunan Elisa Gultom,Forkopimcam Kecamatan Tempunak serta tamu undagan lain nya rekan rekan Asosiasi Karet Indonesia
Bupati Sintang dalam sambutan nya,karet merupakan komoditas unggulan kita di kabupaten sintang “ketika saya menjadi wakil Bupati tahun 2005,Take Line dari program kita yaitu Jakarta Selatan (Jalan, Karet Tanaman Pangan, sekolah, dan kesehatan) sejak saat itu sudah kita dorong masyarakat melalui kelompok tani untuk menanam karet unggul, hingga sampai hari ini sudah terdata sebanyak 91000 hektar karet unggul yang sudah tertanam,tapi ada juga karet alam,ada yang menanam dari bibit Lebau namanya,ada juga karet karet tua yang ada di PTP 13 jetak ungkap Bupati,
Bupati mengatakan lagi, yang menjadi masalah kita saat ini adalah untuk penetapan jarga TBS nya pemerintah tidak terjun langsung untuk mengatur harga penjualan karet dan sahang “berbeda dengan sawit kata Bupati, sebab pemerintahan ikut campur tangan tentang penetapan harga TBS nya,
“Saat ini pemerintah cukup prihatin dengan harga karet yang turun naik membuat kita berpikir dari pemerintah kabupaten untuk menyiapkan dana sekitar 2 miliar untuk menampung jaga – jaga kalau ada petani yang tidak mampu menampung, Kata Bupati,
“Tapi pada saat ini sudah lumayan lah harga nya sudah agak naik” paling tidak ukuran harga perkilo saat ini sama dengan harga beras atau gula perkilo lah,tambah Bupati,
Sekarang kita berpikir bagaimana mengatasinya,tentu ini mengacu kepada kualitas barang atau rantai suplay nya (pembelinya) tidak terjerat dengan karpel, atau toke pengepul jangan sampai mematok harga.
“Niat dari UPPB ini adalah untuk mempertemukan antara karet kelompok tani yang berkualitas dengan beberapa calon pembeli kemudian di lelangkan untuk harga tertinggi,maka terjual lah,namun dengan mutu dan kualitas yang bagus sehingga harga jual juga tinggi,kata Bupati,
Kata Bupati, Idealnya rata – rata setiap hamparan 100 hektar karet paling tidak harus ada 1 UPPB nya, mungkin di sintang ini yang pertama,patut kita hargai ide dari kepala dinas pertanian dan perkebunan Elisa Gultom ini, kita dirikan satu dulu,dengan harapan bisa kita kembangkan dari kelompok tani yang lain,
Berbagai cara di tempuh oleh pemerintah saat ini,dari kementrian pekerjaan umum sebesar 100 miliar untuk ikut interpensi harga pasar,dengan maksud, di provinsi sentral penghasil karet kementerian pu harus membeli karet dari rakyat, paling tidak mekanisme nya dari kementrian PU ikut lelang dan membeli dengan harga yang agak tinggi,
Harapan kita semua mudah mudahan karet kita ini berkualitas dan harga yang baik, Branding harus kita buat agar kualitas karet nya terjamin,seperti saat ini ada karet kita dari mentebah dan ketungau harga lebih tinggi,ini lah peranan UPPB untuk menjembatani antara kualitas karet dari kelompok tani dengan harga jual dengan harga tertinggi,
Berbagai negosiasi oleh pemerintah ikut serta dalam meningkatkan kualitas karet rakyat,mempasilitasi serta mendorong petani karet lebih semanggat lagi
“Mari UPPB Aboh Kita Bersatu ini kita jadikan laboratorium,jadikan percontohan,dan Reflikasi untuk mensejahtrakan petani di Kabupaten Sintang,Tegas Bupati
Kepala Dinas Pretanian Dan Perkebunan Elisa Gultom mengatakan, Dalam upaya mengembangkan perkebunan berkelanjutan kita dari dinas pertanian dan perkebunan menyediakan fasilitas bagi pekebun karet dan pengusaha karet di kabupaten sintang, melalui UPPB sebagai pusat pengeolahan,perbaikan mutu dan layanan Bokar di Sintang
“kita sudah melihat berbagai permasalahan yang berkaitan dengan mutu dan harga komoditi karet di kabupaten sintang ini, maka keberadaan UPPB ini di harapkan mampu memperbaiki peningkatan kualitas karet, kapasitas pelayanan,secara cepat tepat sasaran tidak kalah penting lagi harga jual yang memadai,ungkap Gultom,
Dengan adanya UPPB ini kita akan meningkatkan posisi tawar antara pekebun dengan pengusaha perkebunan dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan pekebun,produksi serta mutu komoditi yang dihasilkan,juga dapat meningkatkan ketersediaan bahan baku produk karet dan perkebunan berkelanjutan,tambah Gultom
Kabupaten Sintang pada tahun 2019 sudah memiliki kebun karet seluas 99,899 hektar,yang terbagi menjadi tanaman belum menghasilkan,32,375 hektar,tanaman yang sudah menghasilkan 59,059 hektar, juga ada tanaman tua/tanaman rusak tidak produktif 8,465 hektar dengan jumlah petani 50.000 kepala keluarga sedangkan produksi yang di hasilkan pertahun nya pada tahun 2019 mencapai 39,274 Ton Pertahun, dengan tingkat produktifitas rata rata 665 kilo perhektar nya
Gultom menambahkan,jelas hasil ini cukup memuaskan akan tetapi permasalahan yang kita hadapi sekarang mengenai tingkat harga jual komoditi yang dirasakan masih kurang memuaskan bagi para pekebun karet,kata nya
Melalui UPPB ini para pekebun secara berkelompok di harapkan mengolah bahan karet menjadi produk karet yang sesuai dengan standar nasional indonesia dengan bahan olah karet baik dalam bentuk lateks, lump,slab dan sheet anggin,paling tidak mampu meningkatkan kandungan kadar kering dan kebersihan dengan perbaikan mutu yang baik pula
Pesan Gultom,kepada pengelola UPPB kelompok tani Aboh Kita Bersatu dapat mengelola secara baik “kami dari Dinas pertanian dan perkebunan terus memberikan dukungan dengan terbentuk nya UPPB ini juga,diharapkan muncul UPPB -UPBB lain di kabupaten sintang ini.