Nenek Restan Jadi Tulang Punggung Keluarga Mengais Beras di Cipinang

JAKARTA Terlihat dari kejauhan tubuh renta seorang nenek menggandeng anak kecil di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur. Ternyata, dia adalah Nenek Restan (53), penyapu beras yang setiap hari mengais butir demi butir beras ditemani Sasa Nabilah, sang cucu yang baru beranjak masuk ke sekolah dasar. Karena, kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

“Benar ini habis sekolah. Karena, sekolahnya kan online, dan emaknya udah meninggal pas dia umur 7 bulan dan bapaknya juga enggak pulang-pulang. Jadi sama saya aja di rumah tuh,” ujar Restan kepada pewarta.

Restan bercerita, bahwa dalam usianya yang senja ini harus menanggung beban jadi tulang punggung keluarga. Suaminya tidak lagi bisa bekerja, bahkan dia telah lama mengidap penyakit ambeien yang cukup parah, namun urung dioperasi karena keterbatasan biaya. Seperti, menanggung biaya kontrakan sebesar Rp700 ribu dalam sebulan dan beban tagihan token listrik yang harus dibayarkan, membuat Restan mau tidak mau berjuang menafkahi keluarganya lewat mengais beras di pasar seluas 14,5 hektare itu.

“Demi Allah’. Saya benar-benar menjadi tulang punggung. Bahkan, kemarin sampe enggak punya duit sama sekali. Makan ada nasi tapi enggak ada lauk, Ya kita biarin lah yang penting hidup kita sehat, saya minta sehat aja sama Allah,” ucap Restan sambil meneteskan air matanya.

Dia juga mengakui menjadi penyapu beras telah menjalani semenjak sang cucu kehilangan kedua orang tuanya. Tidak jarang, keluarganya sangat kesulitan memperoleh makanan.

“Jadi setiap harinya, cari beras dapat delapan liter, yang separuh saya jual buat beli lauk dan separuhnya buat masak. Kadang-kadang dapet 24 ribu sehari,” ucap Restan.

Restan juga selalu mengucap syukur dan berpegang pada prinsip untuk tidak mengambil hak milik orang lain. Kendati, di tengah keterbatasan ekonomi yang dimiliki, dia pun berkeluh kesah atas kondisi pandemi Covid-19 yang masih terjadi.

“Semoga aja jangan di lockdown mulu, semoga penyakit itu (Covid-19) cepat selesai deh. Mudah-mudahan ya, biar rakyat kayak kita enggak pada susah biar bisa kerja,” harapnya.

Restan juga berharap dan berdoa agar kelak hidupnya pada sukses aja, kalau saya enggak ada nanti biar pinter ngajinya. Biar pintar baca-baca ayat Al-Quran.

“Selanjutnya, semoga jadi anak yang solehah, mudah-mudahan ke depannya jangan susah kayak Neneknya. Mudah-mudahan Ya Allah, saya tiap hari doain dia,” ucapnya sambil merangkul sang cucunya.

Restan sangat berterimakasi kehadiran 600 porsi makanan siap santap dari Humanity Food Bus ACT dalam Operasi Makan Gratis, di Pasar Induk Beras Cipinang pada siang itu, menjadi suatu keberkahan dalam dirinya.

“Saya dikasih ini bersyukur banget, beneran Pak. Alhamdulillah terima kasih banyak, mudah-mudahan biar sukses dan sehat semua panjang umur, biar selamat,” ucapnya lagi. FALDI