SINTANG, Wartajurnalis.com — Wakil Bupati Sintang Sudiyanto, SH mengikuti kegiatan penutupan program pelatihan Usaha Mikro Kecil Menengah(UMKM) Lestari secara virtual di Ruang Pimpinan DPRD Kabupaten Sintang pada Jumat, (16/7/2021).
Pelatihan diikuti oleh 9 pengrajin asal Kabupaten Sintang dan 18 pengrajin asal Kabupaten Siak Provinsi Riau, sehingga total ada 27 pengrajin menjadi peserta pelatihan dan telah dinyatakan lulus dari pelatihan yang terselenggara secara daring sejak bulan Maret dan selesai pada Jumat, 16 Juli 2021.
Wakil Bupati Sintang Sudiyanto, SH menyampaikan bahwa Pemkab Sintang sangat mendukung kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) bekerja sama dengan dan PT. Karya Dua Anyam. “kami juga melalui Disperindagkop dan UKM melakukan motivasi dan dorongan agar para pengrajin terus mengembangkan produknya namun tetap ramah terhadap alam, lingkungan tetap berkelanjutan dan bernilai jual tinggi,” terang Sudiyanto.
“saya juga berharap, jajaran Pemkab Sintang tidak hanya mendorong dan mendukung UMKM, tetapi juga pengguna dari seluruh produk yang dihasilkan UMKM. Itu sebagai bentuk dukungan jajaran Pemkab Sintang terhadap para pengrajin dan segala produknya. Setelah jajaran Pemkab Sintang bisa sebagai pemakai produk lokal, ke depan bisa ditularkan kepada masyarakat Kabupaten Sintang,” tambah Wabup Sintang.
“bagi saya, UMKM merupakan sektor penting bagi perekonomian di Indonesia dan Kabupaten Sintang. Di saat pandemi covid-19 ini, justru sektor UMKM mampu bertahan dan mampu beradaptasi dengan cepat. Apa yang sudah dilakukan oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari dan PT. Karya Dua Anyam telah ikut berpartisipasi dalam mengembangkan UMKM dengan program UMKM Lestari dalam bentuk pelatihan secara online bagi UMKM Kabupaten Sintang dan UMKM Kabupaten Siak. Semuanya untuk memperkuat UMKM sehingga mampu bersaing dan menjadi lebih baik lagi,” tambahnya.
Pandemi covid-19 memang berdampak bagi berbagai sektor. Tetapi justru sudah membuat pelaku UMKM cepat mengadopsi sistem digital. Pelaku UMKM sudah mampu beralih dari usaha offline ke online. UMKM didorong untuk memanfaatkan media sosial dan marketplace yang ada.
“Saya berterima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini, sebagai bentuk dukungan kepada UMKM yang ada di Kabupaten Sintang dan Kabupaten Siak,” tambah Wakil Bupati Sintang.
Gita Syahrani dari Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari menyampaikan bahwa para peserta pelatihan tersebut merupakan perajin dari delapan desa di Kabupaten Siak dan Sintang. Mereka memiliki latar belakang usaha yang berbeda-beda seperti anyaman seperti tas, topi, tikar, dan sandal,kerajinan manik-manik, kerajinan lidi sawit, hingga tenun.
“Namun, mereka masih sering mengalami kendala dalam hal pengelolaan pesanan, kualitas produk yang belum memenuhi keinginan pasar hingga kendala untuk promosi dan mengakses pasar yang lebih luas. Pada program ini mereka diberikan pelatihan seperti pengenalan rantai pasok, pemasaran digital, penggunaan Aplikasi Krealogi, serta pendampingan dan konsultasi usaha yang ditujukan bagi masing-masing UMKM,” terangnya.
“sepanjang kegiatan, para peserta didampingi langsung oleh dinas pendamping UKM setempat seperti Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) Kabupaten Siak dan Kabupaten Sintang, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM Kabupaten Sintang, dan Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Siak,” terang Gita Syahrani.
Hanna Keraf Direktur Komunitas dan Kemitraan Krealogi oleh Du Anyam menyatakan dalam pelatihan ini LTKL bekerjasama dengan Krealogi memberikan peningkatan standar kualitas produk, desain produk, kemampuan pemasaran di luar desa, pengetahuan mengenai rantai pasok usaha, peningkatan pengetahuan literasi digital melalui pelatihan virtual dan aplikasi.
“Harapannya, alumni pelatihan kali ini bisa menjadi pemain-pemain kunci dalam memastikan keberlanjutan ekonomi sirkuler daerah. Dari pelatihan ini terdapat peningkatan 90% dalam literasi digital peserta yang ditandai dengan kemampuan penggunaan aplikasi seperti Zoom, mengedit foto dan video, hingga mengakses berbagai macam situs untuk referensi pengembangan produk. Terdapat juga peningkatan pengetahuan berkisar antara 42-75% pada peserta mengenai operasi bisnis dan pengembangannya. 75% peserta juga telah mengetahui cara membuat akun dan membuka toko di salah satu lokapasar (marketplace), empat UMKM telah memiliki akun di lokapasar tersebut, dan dua di antaranya telah mengunggah produknya,” terang Hanna Keraf.(ril/sr)